Headlines News :
Home » » Jejak Kelahiran Arya Wiraraja Sang Penyelamat Nusantara

Jejak Kelahiran Arya Wiraraja Sang Penyelamat Nusantara

Written By Arema Indonesia on Selasa, 28 Januari 2014 | 01.56

Jejak Kelahiran Arya Wiraraja 

 

Tidak banyak literatur yang mengungkap tentang tokoh bernama kecil Banyak WIde ini. Namun dari penelusuran sumber-sumber sejarah yang utama seperti babad pararaton dan Kidung Harsawijaya, pernak pernik tersebut kitas susun kembali sehingga dapat disajikan lebih baik kepada para pembaca sejarah terutama orang Lumajang dan kawasan Tapl Kuda sebagai tempat tokoh ini berkuasa, meninggal, dan banyak mewariskan peniggalan baik yang wujud seperti bangunan maupun nonwujud yaitu kebudayaan, bahasa, dan kesenian.
Menurut Babad Pararaton Arya Wiraraja lahir sebagai putera seorang sesepuh desa Nangka yang disebutkan dalam bahasa Jawa Kuno disebutka sebagai berikut :
"Hana ta wongira, babatanganira buyuting Nangka, aran Banyak Wide, Sinungan pesenggahan Arya Wiraraja, arupa ten kandel denira, dinohken, kinon Adhipati ing Sungeneb, anger ing madura Wetan".
Artinya:
"Ada seorang hambanya, keturunan sesepuh Desa Nangka, bernama Banyak Wide, rupa rupanya tidak di percaya, dijauhkan, disuruh menjadi Adipati di Sumenep bertempat tinggal di Madura Timur".

Dari keterangan ini dapat diartikan bahwa Banyak Wide merupakan seorang putera dari sesepuh di Desa Nangka. Nah, tentang desa Nangka ini tidakdisebutkan dimana tepatnya namun dari beberapa Keterangan diatas dapat kita uraikan sedikit demi sedikit.

Tentang desa Nangka tersebut banayk daerah menafsirkan sebagai tempat kelahiran tokoh besar ini misalnya saja versi Sumenepmengatakan Arya Wiraraja dilahirkan di desa Karang Nangka Kecamatan Sumenep. Demikian juga versi Bali dimana Arya Wiraraja disebut sebagai kelahiran Besaki, Kecamatan Rendang Kabupaten Karang Asem. Namun secara  akademis kita bisa menafsirkan tempat kelahiran Arya Wiraraja sesuai dengan keterangan Pararaton.

Dari keterangan diatas disebutkan bahwa Arya Wiraraja itu pada tahun 1269 masehi ditugaskan jauh ke Madura Timur atau dalam bahasa Pararaton adalah "dinohken"  yang artinya dijauhkan. Dari sini kita berkesimpulan bahwa Arya Wiraraja bukanlah orang Madura, Karena Jika ia orang Madura dalam Bahas Pararaton, bahasa yang dipakai kiranya bukan "dinohken" atau dijauhkan, tetapi malah dipulangkan atau di dekatkan. Tentang versi Bali kelemahannya tidak ada keterangan yang menyebutkan Arya Wiraraja pernah hidup di Pulau Dewata Sehingga hal ini kurang kuat sumbernya.

Nah, tentang kelahirannya yang diperkirakan di daerah jawa, khususnya Jawa Timur ini, yang paling kuat adalah Dusun Nangkaan, Desa Ranu Pakis, Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang. Hal ini sesuai toponimnya bahwa dusun Nangkaan itu seusai dengan nama desa nangka yang ada di Pararaton. Demikian juga di Wilayah Kecamatan Klakah juga merupakan penghasil buah nangka terbesar di Kabupaten Lumajang. Disamping itu wilayah sekitar dusun Nangkaan ini juga merupakan wilayah pemukiman kuno dengan bukti adanya peninggalan kuno di Situs Tegal Randu dimana situs ini diperkirakan adalah sebagai komplek pemukiman para brahmana.
Perlu diketahui bahwa Banyak Wide merupakan seorang keturunan brahmana yang dibuktikan dengan nama "Banyak" yang dalam filsafat Hindu dikatakan sebagai nama yang dikhususkan kepada kaum brahmana yang merupakan wahana bagi Dewi Saraswati yang juga memelihara binatang angsa. Nama Wide atau widya sendiri berasal dari kata "Widya" yang berarti ilmu pengetahuan.

sedangkan tahun kelahiran Arya Wiraraja disebutkan sebagai berikut:
"Sira Banyak Wide auwuh patangpuluh tiga duk pamalayu"
yang artinya:
"Ia Banyak Wide berumur 43 tahun pada peristiwa penyerangan Pamalayu"
Perlu kita ketahui bahwa peristiwa Pamalayu atau serangan tentara Tumapel/ Singosari dibawah pimpinan Kebo Anabrang ke melayu dilakukan pada tahun1275 masehi atas perintah Prabu Kartanegara. Peristiwa "PAMALAYU" ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan politik "Cakrawala Mandala" dimana kerajaan Tumapel ingin menguasai daerah-daerah seperti Jawa, Madura, dan Sumatera. Dari keterangan tersebut dapat dikatakan bahwa Banyak Wide dilahirkan pada tahun 1232 masehi.
Dalam perjalanan karirnya Banyak Wide ini dikenal sebagai seorang cerdik dalam pengetahuan. Karir awalnya adalah sebagai "Babatangan" atau penasehat spiritual kenegaraan kerajaan Tumapel/Singosari pada umur 30 tahun. Pada umur 37 tahun Banyak Wide kemudian dipindahkan ke Madura sebagai adipati dan bergelar Arya Wiraraja yang artinya seorang ksatria dan pemimpin yang berabi.
Pada waktu  kerajaan Tumapel runtuh Arya Wiraraja memainkan peranan penting dalam pencaturan politik kerajaan Tumapel. Tokoh ini bergabung dengan kelompok dari Wangsa Rajasa yang dipimpin oleh tokoh Narasinghamurti kemudian dilanjutkan oleh putranya Dyah Lembu Tal dan kemudian raden Wijaya. Ketika Tumapel runtuh dan Prabua Kartanegara terbunuh, Arya Wiraraj diminta Bantuannya oleh Raden Wijaya sebagai pemimpin Wangsa Rajasa. Dengan segenap pikiran dan tenaga Arya Wiraraja menyediakan pasukan madura untuk membantu berdirinya kerajaan Majapahit
Ketika pasukan mongol Tar Tar dibawah pimpinan Ike Mese mendarat di pelabuhan Tuban, Arya Wiraraja menasehati Raden Wijaya untuk bergabung dengan pasukan besar tersebut danmenggempur kerajaan Daha pimpinan Prabu Jayakatwang yang merupakan pengganti Prabu Kartanegara. Dalam waktu singkat kerajaan Daha dapat ditakhlukan, namun pasukan mongol Tar Tar ini kemudian diperdaya oleh Arya Wiraraja dengan Puteri Cantik dan minuman keras. Diwaktu mereka tidak siap, pasukan madura dan laskar gabungan dari majapahit ini kemudian menyerang dari belakang pasukan terhebat dan penguasa dunia tersebut sehingga lari terbirit birit dan selamatlah nusantara dari penjajahan mongol Tar Tar yang sangat kejam.
Setelah kemenangan besar ini Arya Wiraraja dan Raden Wijaya kemudian bersepakat membagi 2 bekas kerajaan Tumapel dimana barat menjadi Majapahit sedangkan yang timur atau kawasan Tapal Kuda sekarang menjadi Lamajang Tigang Juru yang beribukota di kawasan biting sekarang. Beliau setelah menjadi Raja banyak yang mengatakan bergelar Menak Koncar dan kemudian meninggal di kawasan Karatonnya. 

Share this post :

+ komentar + 1 komentar

3 Februari 2014 pukul 16.43

keren ini ceritanya

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sejarah Lamajang Tigang Juru - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger